Komunikasi Terapeutik Keperawatan
unusa.ac.id
UTS
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Syafira Lintangayu Goworezqi 1130023022
Dosen Fasilitator:
Umdatus Soleha, Dr. SST.,
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2024
Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang memiliki arti membuat kebersamaan atau membuat kebersamaan dua orang atau lebih, kemudian communico artinya memberi (Sari et al., 2020). Komunikasi dikatakan juga berasal dari kata communicare yang berarti menyebarluaskan atau memberitahukan. Selanjutnya, kata communication dimaknai sebagai penyampaian lambang-lambang (Purba et al., 2020). Komunikasi dalam konseptual tindakan satu arah dianggap suatu tindakan yang disengaja untuk menyampaikan pesan agar terpenuhi kebutuhan komunikator misalnya mejelaskan atau membujuk sesuatu hal. Selanjutnya
Komunikasi terapeutik merupakan bentuk interaksi antara perawat- pasien yang bertujuan untuk menyembuhkan (terapi) penyakit yang dialaminya. Komunikasi terapeutik dirancang sedemikian rupa agar tujuan terapi yang diharapkan dapat tercapai. Rancang bangun komunikasi terapeutik meliputi tahap pra-interaksi, interaksi, pasca-interaksi, rancangan tersebut memungkinkan komunikasi terapeutik dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Pada setiap tahapan tersebut ada persiapan, strategi, indikator keberhasilan yang perlu dilengkapi agar memudahkan pengukuran dalam pencapaian pada setiap tahapan. Komunikasi terapeutik dapat membina hubungan saling percaya dan dapat membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman-nyaman sehingga terbebas dari rasa takut, cemas dan mampu beradaptasi dengan stress.
Kemudian komunikasi sendiri ada tahap-tahap nya yaitu
1. Tahap pre interaksi
2. Tahap orientasi
3. Tahap kerja
4. Tahap terminasi
Kemudian Karakteristik komunikasi Terapeutik Menurut Anwani (2002) terdapat tiga hal mendasar karakteristik dalam komunikasi terapeutik:
a. Keikhlasan (Genuiness)
Terapis harus menyadari tentang nilai, sikap dan perasaan yang dimiliki oleh pasien serta keadaan pasien. Terapis yang mampu menunjukkan rasa ikhlasnya mempunyai kesadaran mengenai sikap yang dipunyai oleh pasien sehingga mampu belajar untuk mengkomunikasikan segala sesuatu dengan tepat.
b. Empati (Emphaty)
Empati proses kejiwaan seseorang individu larut dalam perasaan orang lain baik suka maupun duka, seolah-olah merasakan atau mengalami apa yang terjadi pada pribadi pasien. Empati merupakan suatu yang jujur, sensitif, apa adanya dan tidak dibuat-buat (objektif) didasarkan atas apa yang dialami orang lain. Empati cenderung bergantung pada kesamaan pengalaman yang dialami diantara orang yang terlibat komunikasi
c. Kehangatan (Warmth)
Dengan kehangatan terapis akan mendorong dan membantu pasien untuk mengekspresikan ide-ide pikiran dan menuangkannya dalam bentuk perbuatan tanpa rasa takut disalahkan atau dikonfrontasi. Suasana yang hangat dan nyaman tanpa adanya ancaman, menunjukkan adanya rasa penerimaan dari pasien. Sehingga pasien akan mengekspresikan perasaannya lebih mendalam dan meluas.
Lalu bentuk komunikasi terapeutik, bentuk komunikasi terapeutik ada tiga, yaitu:
A. Kommunikasi verbal
B. Komunikasi nonverbal
C. Komunikasi tertulis
Komentar
Posting Komentar